AYAT TENTANG KEWAJIBAN BELAJAR MENGAJAR

AYAT TENTANG KEWAJIBAN BELAJAR MENGAJAR

MAKALAH
 

OLEH : ACH FAYADL RAHMAN

DOSEN PENGAMPU : ABD SUKUR RAHMAN S.Th. I, M. H. I
MATA KULIAH : TAFSIR TARBAWI
SEKOLAH TINGGI ILMU AL QUR’AN NURUL ISLAM
(STIQNIS)
KARANGCEMPAKA BLUTO SUMENEP
SEMESTER IV (2016-2017)

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ilmu, suatu kebutuhan pokok dalam menjalani kehudupan. Apapun yang kita lakukan tanpa ilmu hasilnya nihil bin sia. Karena setiap sesiatu pasti membutuhkan ilmu. Ilmu merupakan tuntutan yang wajib kita cari. Alquran dan hadits pun menyinggung kewajiban tentang mencari ilmu.
Kewajiban mencari ilmu(belajar) dan memberi ilmu(mengajar) merupakan suatu tuntutan bagi manusia yang menginginkan suatu kehidupan yang layak sebagai implenentasinya dalam kehidupan di dunia. Pendidikan merupakan suatu hal sarana utama yang menentukan masa depan. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Dalam kaitannya dalam belajar maupun mengajajar, Allah membimbing manusia untuk menjalani hidupnya dengan Alquran. Dan dengai itu maklah ini akan menjelaskan ayat-ayat Al-quran yang berisi tentang kewajiban belajar mengajar.
Rumusan Masalah
Melihat dari latar belakang diatas penulis dapat mengambil suatu sub-sub yang akan di bahas dalam karya tulis ilmiya ini, yaitu:
Surah Al-‘Alaq : 1-5
Surah Al-ghasiyah : 17 - 20
Surah Al-Ilmron : 190 – 191
Surah At-Taubah : 122
Surah Al-Ankabut : 19 - 20
Tujuan
Selain untuk menaati tugas dari dosen penganpu, mata kuliah manahijul mufassirin karya ilmiah ini juga bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada pembaca tentang :
Kandungan Surah Al-‘Alaq : 1-5
Kandungan Surah Al-ghasiyah : 17 - 20
Kandungan Surah Al-Ilmron : 190 – 191
Kandungan Surah At-Taubah : 122
Kandungan Surah Al-Ankabut : 19 - 20

BAB II
PEMBAHASAN
Surah Al-‘Alaq : 1-5
اقرء باسم ربك الذي خلق , خلق الانسان من علق , اقرء و ربك الاكرم , الذي علم بالقلم , علم الانسان ما لم يعلم
Artinya
Bacalah dengan menyebut nama tuhanmu yang menciptakan
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah
Bacalah dan tuhanmu lah yang maha pemurah
Yang mengajar manusia dengan perantara kalam
Dia mengajar manusia apa yang tidak diketahuinya
Ayat ini merupakan ayat yang pertama kali turun kepada Nabi Muhammad SAW. ketika di gua Hiro’ayat ni merupakan permulaan rahmat yang diturunan karena kasih sayang Allah kepada hamba-hamba_Nya. Imam Ahmad berkata  Ketika itu beliau didatangi malaikat jibril seraya berkata “Bacalah” Nabi muhammad menjawab “aku tidak bisa membaca” kemudian jibril mendekap beliau hingga merasa kepayahan. Dan jibril melepaskannya seraya berkata “bacalah” Nabi Muhammad menjawab “aku tak bisa membaca” kemudian jibril mendekap beliau yang ke dua kali. Hingga beliau benar-benar merasa kepayahan dan melepaskannya seraya berkaata “Bacalah” Nabi Muhammad Menjawab “Aku tak bisa membaca” dan jibril mendekapnya lagi yang ke tiga kali hingga beliau benar-benar merasa kepayahan dan melepaskannya lagi seraya berkata " اقرء باسم ربك الذي خلق " hingga ayat ke lima.
Dalam ayat tersebut juga disinggung atau di ulang kembali mengenai asal mula penciptaan manusia dari segumpal darah "علق"  dan di katakan pula bahwa diantara bentuk kemurahan Allah ialah telah mengajarkan kepada manusia apa yang tidak di ketahuinya. Hal ini merupakan Allah telah memulyakan dan menghormati manusia dengan sebuah ilmuilmu merupakan bobot tersendiri yang membedakan antara Abul Basyar dan malaikat. Ilmu itu adakalanya dalam hati, adakalanya di lisan dan adakalanya dalam tulisan. Berarti ilmu itu mencangkup tiga aspek yaitu hati, lisan dan tulisan. Sedangkan yang di tulisan membuktikan adanya penguasaan kepada dua asspek lainnya.tetapi tidak pada sebaliknya. Karena itulah Allah menyebutkan dalam firmannyaاقرء و ربك الاكرم , الذي علم بالقلم , علم الانسان ما لم يعلم " "
Dalam sebuah Atsar di sebutkan bahwa "قيد العلم بالكتابة"  yang berarti “ ikatlah ilmu dengan tulisan “ dan masih disebutkan pula dalam asar bahwa barang siapa yang mengajarkan seatu ilmu yang di ketahuinya maka Allah akan memberikan kepadanya ilmu yang belum diketahuinya.
Surah Al-Gahasiyah : 17-20
افلا ينظرون الى الابل كيف خلقت , والى السماء كيف رفعت , والى الجبال كيف نصبت , والى الارض كيف سطحت .
Artinya :
“Maka tidaklah mereka memerhatikan unta, bagaimana diciptakan”. (Qs. Al-Ghasiyah : 17)
“Dan langit, bagaimana ditinggikan”. (Qs. Al-Ghasiyah : 18)
“Dan gunung-gunung bagaimana ditegakkan”. (Qs. Al-Ghasiyah : 19)
“Dan bumi, bagaimana dihamparkan”. (Qs. Al-Ghasiyah : 20)
Dalam Ayat tersebut Allah SWT berfirman seraya memerintahkan kepada hamba-hambanya untuk melihat melihat ciptaannya yang menunjukkan kekuasaan dan keagungannya.
"افلا ينظرون الى الابل كيف خلقت"
Ayat tersebut mengingatkan manusia kepada unta. Karena sesunggungguhnya unta itu merupakan hewan yang menakjubkan dan berbentuk unik, kuat dan keras, tetapi sekalipun demikian ia jinak untuk mengankun barang yang berat dan tunduk pada yang menuntun yaitu pengendali yang lemah. Tubunya banyak mengandung manfaat, yaitu daging yang dapat dimakan, bulunya dpat dimanfaatkan serta air susunya pun dapat diminum. Mengapa dalam ayat tersebut unta disebutkan secara khusus karena menurut sejarah kebanyakan orang-orang arab menggunakan unta sebagai kendaraan.
Disebutkan bahwa Syuraih Al-qodi pernah mengatakan “ marilah kita keluar untuk melihat unta, bagaimana ia diciptakan dan bagaimana langit ditinggika. Yakni bagaimana Allah SWT. Meninggikannya dari bumi dengan ketinggian yang tak terkirakan. Sebaimana firmannya
" افلا ينظرون الى السماء فوقهم كيف بنيناها وزيناها وما لها من فروج"
Artinya :”Maka akankah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka bagaimana kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak memiliki retak-retak sedikitpun” ( Qs. Qaaf : 6 )
" والى الجبال كيف نصبت"
Artinya menjadikannya tertancap kuat sehinga benar-benar kokoh dan tangguh agar bumi beserta isinya tidak mudah goyang. Dan didalamya Allah menjadikan padanya banyak manfaat dan bahan-bahan mineral dan tangbang yang berada didalamnya.
" والى الارض كيف سطحت"
Artinya bagaimana bumi itu dihamparkan, digelarkan dan dijadikan tempat yang layak untuk dihuni. Dengan demikian Allah telah mengingatkan kepada orang badui untuk menjadikan sebagai bukti dari apa yang seri mereka saksikan yaitu unta yang dikendaarai, langit yang diatasnya, guning-gunung yang tegak didepannya serta bumi yang diinjaknya. Semua itu tidak lain untuk menunjukkan kekuasaan pencipta. Dia tidak lain adalah Tuhan yang maha besar, yang maha pencipta, yang maha menguasai dan mengatur segalanya. Dan tiada tuhan disembah kecui dia.
Surah Al-Imron : 190 – 191
ان في خلق السماوات والارض واختلاف اليل والنهار لايات لاولى الالباب , الذين يذكرون الله قياما وقعودا وعلى جنوبهم ويتفكرون في خلق السماوات والارض ربنا ما خلقت هذا باطلا سبحانك فقنا عذاب النار
Artinya :
“Sesungguhnya dalam penciptaan taluit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal”.(Qs. Al-Imron : 190)
“Yaitu orang-orang yang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata “ ya Tuhan kami tiadalah engkau menciptakan semua ini dengan sia-sia maha suci engka, maka perihalalah kami dari siksa neraka”. (Qs. Al-Imron : 191)
Ayat tersebut menceritakan tanda-tanda dan bukti keagungan Allah serta sifat orang yang berakal dan doa yang mereka panjatkan.
" ان في خلق السماوات والارض "
Maksud ayat tersebut ialah pada ketinggian dan keluasan langit dan juga pada kerendahan bumi serta kepadatannya dan tata letaknya dan semua yang ada pada keduanya merupakan tanda-tanda kekuasaannya yang amat besar yang juga terdapat dalam langit dan bumi baik berupa bintang, lautan, pegunungan, binatang, tumbuhan dan sebagainya.
"واختلاف اليل والنهار"
Maksudnya silih bergantinya siang dan malam, susul menyusulnya dan panjang pendeknya. Terkadang ada malam yang lebih panjang dan siang lebih pendek. Hingga masing-masing diantara keduanya menjadi seimbang. Semua itu berjalan berdasarkan pengaturan dari Tuhan yang Maha perkasa lagi maha mengatahui oleh karena itu selanjutnya Allah berfirman.
" لايات لاولى الالباب"
Yaitu akal-akal yang sempurna lagi mempunyai kecerdasan, karena hanya demikianlah yang dapat mengetahui segala sesuatu dengan hakikatnya masing-masing secara jelas dan gamblang. Lain halnya denga orang yang bisu, tuli dan tidak berakal. Seperti firman Allah dalam surah yusuf :105 – 106.
Dan kemudia pada ayat selanjutnya Allah memperjelas tentang ciri khas orang-orang yang berakal melalui firman_Nya
" الذين يذكرون الله قياما وقعودا وعلى جنوبهم"
Yaitu orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring. Sebagaimana Nabi Muhammad Saw. melalui Imron Ibnu Husain dalam kitab Shahihaini. “ Salatlah sambil berdiri. Jika kamu tidak mampu berdiri, maka salatlah sambil duduk. Dan jika kamu tidak mampu duduk, maka salatlah denga berbaring pada lambungmu”. Merka tidak pernah putus dari berdzikir mengingat_Nya dalam semua keadaan mereka. Lisan, hati dan jiwa mereka semua mengingat Allah Swt.
" ويتفكرون في خلق السماوات والارض"
Dan memikirkan tentang penciptaan langt dan bumi. Artinya mereka berfikir dan  memahami semua hikmah yang terkandung didalamnya yang menunjukkan kebesaran penciptanya, kekuasaanya, pengetahuannya, hikmahnya dan rahmatnya. Seperti halnya Sufyan Ibnu Unaynah mengatakan dalam syairnya “Apabila seseorang menggunakan akal pikirannya, maka pada segala sesuatu terdapat pelajaran baginya”. Artinya berfikir adalah cahaya yang masuk dalam hati.
Nabi ‘Isa berkata “Berbahagialah bagi orang yang lisannya selalu berdzikir, diamnya selalu berfikir tentang kekuasaan Allah adalah jalan menuju pintu surga”. Sesungguhnya Allah mencela orang yang tidak mengambil pelajaran tentang makhluk-makhluknya yang menunjukkan dzatnya, sifatnya, syariatnya, dan tanda-tanda kekuasaanya.
"ربنا ما خلقت هذا باطلا"
Maksudnya Allah menciptakan semuanya dengan penuh kebenaaran. Agar engkau berikan balasan kepada orang yang beramal buruk tentang apa yang dilakukannya. dan memberikan balasan kepada orang yang berbuat baik dengan yang lebih baik yaitu surga. Dalam ayat tersebut Allah memuji hambanya yang mukmin dan taat kepadanya.
Dan kemudia orang-orang mulmin menyucikan Allah Swt. Dari prbuatan sia-sia dan penciptaan yang batil dengan mengatakan سبحانك فقنا عذاب النار
Surah At-Taubah : 122
وما كان المؤمنون لينفروا كافة فلولا نفر من كل فرقة منهم طائفة ليتفقهوا في الدين ولينذروا قومهم اذا رجعوا اليهم لعلهم يحذرون
Artinya :
“Tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu pergi semuanya ke medan perang. Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agamandan untuk memberi perinatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”. (Qs. At-Taubah : 122)
Ayat ini merupaka penjelasan dari Allah Swt. Mengenai apa yang dikehendakinya yaitu merkenaan dengan keberangkatan semua kabilah bersama Rasulullah Saw. dalam medan Tabuk, dan sejumlah kecil diantaara mereka boleh tidak berangkat. Maksudnya agar mereka yang berangkat bersama Rasulullah Saw. memperdalam agamanya melalui wahyu-wahyu yang diturunkan kepada beliau. Selanjutnya apabila mereka kembali kepada kaumnya, maka mereka memberikan peringatan kepada kaumnya tentang segala sesuatu yang menyaangkut musuh agam mereka waspada.
Dengan demikian, maka golongan yang tertentu ini memikul dua tugas sekaligus. Namun sesudah masa Nabi, mereka yang berangkat ke kabilah-kabilah tersebut tidak lain untuk belajar agama atau untuk berjihad. Hal itu merupakan fardu kifayah bagi mereka.
Surah Al-Ankabut : 19 – 20
اولم يروا  كيف يبدئ الله الخلق ثم يعيده ان ذالك على الله يسير , قل سيروا في الارض فانظروا كيف بدء الخلق ثم الله ينشئ النشاة الاخرة ان الله على كل شيء قدير
Artinya :
“Dan apakah mereka tidak memerhatikan bagaimana Allah menciptakan manusia pada permulaannya, kemudian mengulanginya kembali. Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah”. (Qs, Al-Ankabut : 19)
“Katakanlah : “Berjalanlah di atas bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan manusia dari permulaannya. Kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah maha kuasa atas segala sesuatu”. (Qs, Al-Ankabut : 20)
Allah Swt. Berfirman menceritakan kisah Nabi Ibrahim a.s. bahwa beliau memberi petunjuk kepada kaumnya untuk membuktikan akan adanya hari kebangkitan, namun mereka mengingkari melalui apa yang bereka saksikan dalam dirinya sendiri. Yaitu bahwa Allah Swt. Menciptakan mereka dari tiada dan tidak mungkin meniadakan yang sudah ada. Padahal baginya adalah hal yang mudah.
Dan kemudian Nabi Ibrahim a.s. memberikan petunjuk melalui segala sesuatu yang mereka saksikan di cakrawala. Yaitu berupa tanda-tanda kekuasaan Allah yang menciptakan. Seperti langit dan bintang-bintang yang ada padanya. Juga bumi yang dihamparkan, gunung-gunung yang ada padanya. Dan kekuasaan lainnya.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari berbagai rincian dan kandungan ayat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :
Dalam surah Al-Alaq Allah memerintahkan untuk membaca untuk memperoleh pengetahuan, pemiliran dan pemahaman. Dan Allah juga menjelaskan bahwa manusia itu diciptaka dari segumpal darah
Dalam surah Al-Ghasyiah Allah memerintahkan dan mengajak untuk berfikir tengtang ciptaannya.
Dalam Surah Al-Imron Allah menceritakan tanda-tanda kekuasannya dan sifat-sifat orang yang berfikir. Serta pujian hamba kepadanya. Dan dalam ayat tersebut Allah memerintahkan untuk selalu berdzikir dan berfikir tentang kekuasannya.
Dalam surah At-Taubah Allah memperjelas mengenai apa yang dikehendakinya. Allah tidak hanya memerintahkan untuk selalu berjihad akan tetapi juga belajar agama kepada Rasulullah.
Dalam surah Al-Ankabut lagi-lagi Allah memerintahkan untuk memikirkan kekuasaannya. Dan dalam ayat tersebut Allah meceritakan Kisah Nabi Ibrahim yang diingkari umatnya.

Komentar

Postingan Populer