ORGANISASI SEBAGAI MOTIVASI BERPRESTASI

ORGANISASI SEBAGAI MOTIVASI BERPRESTASI
Oleh: Anisatul Mufarrohah
Mahasiswa sebagai elemen masyarakat yang memiliki kekuatan untuk memperbaiki dan memperbarui kondisi masyarakat, bangsa dan negara, harus memiliki pemahaman keilmuan yang berpengetahuan luas. Namun, memiliki pengetahuan luaspun itu belum cukup, merekapun juga harus memiliki kemampuan dan visi yang lebih maju dibanding mayoritas masyarakat sekarang ini. Oleh karena itu, mahasiswa harus sadar akan tanggung jawabnya sebagai kaum intelektual muda yang harus berlomba-lomba untuk berprestasi dengan pencapaian yang diatas rata-rata melebihi yang lainnya. Berdasarkan fakta, tumbuhnya semangat maju untuk berprestasi bagi seorang mahasiswa adalah berawal dari organisasi kemahasiswaan. Organisasi inilah yang akan mampu menjadi bagian vital dalam dunia akademik kampus yang dapat membantu suatu universitas mencetak intelektual muda yang unggul.
Dalam hal ini mengapa mahasiswa yang menjadi objek utamanya??. Karena  mahasiswa adalah pemuda yang memiliki sosok dinamis yang tidak dapat dipisahkan dari perjuangan bangsa. Pemuda yang memiliki peran besar dalam menentukan arah perbaikan bangsa dan pemuda yang selalu hadir untuk memberikan kontribusi yang bermakna bagi bangsa dan negara. Sebagai generasi yang lebih terarahkan, mahasiswa seharusnya memiliki kepedulian dan kepekaan terhadap kondisi sekitarnya. Kepedulian dan kepekaan terhadap semua kondisi di sekitarnya harus berlandaskan suatu pengetahuan dan pemahaman yang nantinya dapat menjadi tonggak dasar dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara karena mahasiswa adalah garda terdepan untuk perubahan bangsa menuju masa depan yang lebih maju. Bahkan selalu tampil untuk memperjuangkan nilai-nilai kebenaran dan menentang segala ketidakadilan yang terjadi. 
Motivasi untuk berprestasi adalah faktor utama seseorang dalam menggapai sesuatu. Hal ini berdasarkan pada kesadaran pribadi yang akan mampu untuk menggerakkan seseorang untuk mengambil suatu tindakan. Mahasiswa mampu mencapai prestasi tinggi jika ia memiliki kesadaran tinggi yang dapat mendorong pribadinya untuk meraih apa yang ia rencanakan. Kesadaran untuk mencapai sesuatu akan dapat diraih jika mahasiswa mampu memaknai esensi keberadaannya di suatu universitas. Esensi ini dapat diraih oleh mahasiswa dengan cara mengolah dan menyerap berbagai informasi dan sekitarnya. Persepsi positif terhadap kampus dapat menumbuhkan semangat untuk berprestasi dan berkontribusi yang jauh lebih besar. Persepsi ini juga dapat ditumbuhkan dengan menanamkan nilai-nilai kecintaan terhadap almamater sehingga motivasi untuk selalu berkontribusi terhadap almamater akan terus tumbuh subur di hati mahasiswa.
Penumbuhan semangat berprestasi sekaligus berkontribusi untuk kebanggaan dan kejayaan almamater bermula dari adanya persepsi positif dari setiap mahasiswa terhadap apapun yang berhubungan dengan almamaternya baik itu berupa fasilitas, lingkungan, senior, aktivitas akademik, dsb. Persepsi positif juga dapat dibentuk dari informasi dosen, senior, pegawai, teman dan lingkungan seperti kegiatan belajar mengajar, praktikum, organisasi mahasiswa, dsb yang mendukung tumbuhnya persepsi positif tersebut. Informasi dan lingkungan yang ada di kampus tersebut dapat mendukung terbentuknya perpsepti positif yang semuanya harus dikondisikan sedemikian rupa agar juga beratmosfer positif. Hal ini dapat dikondisikan oleh para senior dan pengurus organisasi yang ada di kampus melalui berbagai kegiatan yang mereka lakukan, terutama pada setiap acara sebagai fungsi kaderisasi. Persepsi positif terhadap almamater sangat penting dalam menentukan tujuan seorang mahasiswa dalam berprestasi dan juga berkontribusi untuk almamaternya. Budaya dan amosfer ini lah yang dapat ditumbuhkan dalam diri setiap mahasiswa oleh organisasi mahasiswa kepada mahasiswanya agar memiliki  persepsi positif dan kebanggaan terhadap almamater sehingga membantu mahasiswa untuk beprestasi sekaligus berkontribusi kepada almamater dan bangsa.
Salah satu faktor yang turut mempengaruhi keberhasilan mahasiswa dalam mencapai prestasi optimal yaitu self-regulation. Usaha individu untuk mencapai tujuan belajar dengan mengaktifkan dan mempertahankan pikiran, emosi dan perilaku disebut self-regulated learning (SRL). SRL bukan merupakan kemampuan mental ataupun keterampilan akademik seperti kecakapan membaca, tetapi suatu proses pengarahan diri yang melibatkan transformasi dari kemampuan mental menuju keterampilan akademik individu. Kemampuan dalam mengatur dirinya (self-regulated), terutama bagi mahasiswa yang dianggap telah mandiri dan dewasa, merupakan hal yang sangat penting untuk mendukung pencapaian target prestasi mereka.
Mahasiswa dapat berprestasi atau tidak akan ditentukan oleh faktor internal dan eksternal, faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam dirinya sendiri. Sedangkan faktor eksternal adalah yang berasal dari luar dirinya. Faktor internal, menurut banyak ahli merupakan penentu dari kesuksesan seorang mahasiswa mencapai prestasi optimal. Sedangkan faktor eksternal mempengaruhi pencapaian mahasiswa, namun hanya sebatas mempengaruhi tidak menentukan. Faktor internal yang dimaksud adalah contohnya motivasi, semangat, dorongan dari dalam diri untuk berprestasi. Motivasi tersebut hanya akan mencapai sasaran jika mahasiswa menemukan cara bagaimana mencapai targetnya. Oleh karena itu, pemahaman tentang bagaimana mencapai target atau prestasi yang diinginkan harus dipunyai setiap mahasiswa. Pemahaman tentang diri sendiri, pemahaman tentang manajemen diri, manajemen waktu, dan penentuan prioritas dan juga life mapping sangat perlu dikuasai oleh setiap mahasiswa agar mereka tahu cara dan jalan mencapai prestasi yang mereka inginkan.
Jika amosfer, iklim, dan budaya prestatif telah ada di lingkungan kampus, setiap mahasiswa yang baru masuk kedalam kampus tersebut, sudah dapat dipastikan bahwa mereka akan langsung termotivasi untuk juga berprestasi seperti mahasiswa lainnya dikampus tersebut. Pergaulan atau pertemanan juga sangat mempengaruhi seseorang dalam bertingakah laku, berpikir, dan berucap. Banyak orang mengatakan jika kamu ingin menjadi dokter maka bergaulan dengan dokter, jika kamu ingin menjadi guru bergaullah dengan guru, dan jika kamu ingin menjadi orang sukses maka bergaullah dengan orang-orang sukses. Dengan siapa kita bergaul dan berteman pasti akan mempengaruhi pola pikir dan tindak tanduk kita. Jika mahasiswa dapat berteman dengan mahasiswa lain yang mempunyaib orientasi prestasi, dapat dipastikan bahwa mahasiswa tersebut akan ikut terpengaruh, minimal ingin beprestasi seperti teman-temannya atau bahkan melebihi teman-temannya itu. Cara pandang, sikap, dan karakter prestatif dalam diri mahasiswa pun akan terbangun karena lingkungan pertemanan atau pergaulannya yang akan mendukung hal tersebut tercapai.
Lingkungan pergaulan yang berorientasi prestasi tersebut, berdasarkan banyak pengalaman, lahir dari dunia organisasi mahasiswa. Apapun organisasinya mereka yang beprestasilah yang kebanyakan lahir dari rahim organisasi mahasiswa. Berorganisasi artinya tidak hanya dapat menumbuhkan kemampuan soft-skill dan life-skill, melainkan juga dapat mengundang kesempatan untuk berpretasi. Fakta membutkitkan, mahasiswa yang banyak mendapatkan prestasi, seperti lomba karya tulis, debat, prestasi dibidang kesenian dan budaya, dan bahkan terpilih menjadi delegasi di acara internasional adalah mereka yang aktif di organisasi mahasiswa. Bahkan ajang pemilihan mahasiswa beprestasi yang setiap tahunnya diadakan adalah salah satunya ditentukan oleh keaktifannya di organisasi. Organisasi mahasiswa dapat menjadi sarana yang sangat efektif dalam membantu seorang mahasiswa menemukan kesadaran kemudian dorongan dan motivasi untuk berprestasi karena ia berada pada lingkungan pergaulan yang mendukung seorang mahasiswa mencapai prestasinya.
Organisasi mahasiswa berperan besar dalam membangun budaya dan amosfer prestatif didalam kampus melalui kebijakan dan program kerja yang dilakukannya. Kebijakan dan program kerja yang dibuat oleh organisasi mahasiswa seharusnya berorientasi prestatif. Selain itu, organisasi mahasiswa mempunyai peran dalam proses pendidikan dan kaderisasi mahasiswa, sehingga secara langsung sebenarnya organisasi mahasiswa mempunyai tanggung jawab dalam mendidik mahasiswa yang ada dikampusnya. Organisasi harus menjadi wadah pembelajaran sekaligus wadah pendidikan (knowledge resource) khususnya bagi setiap mahasiswa yang ada didalam organisasi tersebut maupun kepada mahasiswa lain secara luas. Organisasi mahasiswa harus mengajarkan berbagai skill kepada mahasiswanya berdasarkan peran dan fungsi organisasi tersebut sehingga organisasi mahasiswa menjadi bagian penting dalam menumbuhkan dan melestarikan budaya dan amosfer prestatif di kampus.

Komentar

Postingan Populer